Selasa, 21 April 2009

Mesin pencari untuk anak

Written by Ines Setiawan

S
ebagian besar dari kita mungkin sudah tidak meragukan kekuatan internet dalam membantu kegiatan homeschooling. Internet memungkinkan anak untuk menjadi pembelajar mandiri. Tetapi terkadang kita khawatir apabila mereka tersesat ke situs-situs yang tidak pantas. Untuk menghindari hal tersebut, sarankan anak untuk mencari informasi yang dibutuhkannya melalui situs-situs pencari yang ramah anak-anak sebagai berikut:

Image




Seluruh Dunia di Ujung Jari

Written by Ines Setiawan

Image
A
pa yang kita bisa lakukan dengan uang Rp. 2.500?

Beli minuman atau gorengan di pinggir jalan? Bayar parkir selama 1 jam? Beli satu bungkus nasi putih?

Hidup di perkotaan, kita tidak memiliki banyak alternatif untuk menggunakan uang senilai Rp. 2.500. Uang sebesar itu seakan-akan tidak ada nilainya. Memilikinya pun kadang kita tidak merasa bersyukur.

Lalu, apa yang bisa dilakukan praktisi homeschooling dengan uang Rp. 2.500?

Dengan uang Rp. 2500, praktisi homeschooling bisa berkunjung ke New York Public Library dan memilih ribuan buku untuk dibaca. Kemudian dia bisa mengutak-atik mikroskop elektron di Pfizer. Atau, dia bisa berkunjung ke Fourmilab dan memilih satelit untuk melihat bumi ini dari luar angkasa (dan mendapati bahwa Kalimantan terlihat coklat, bukan hijau). Kalau bosan, dia bisa masuk ke piramida di mesir atau berkelana di padang savanah Afrika untuk memotret sekian jenis binatang yang berlalu lalang di depan mata.

Apakah mengendalikan rover di Mars terdengar seperti khayalan? Itu bisa dilakukan.

Apakah berkunjung ke museum-museum besar di seluruh dunia terdengar seperti mimpi saja? Itu juga bisa dilakukan.

Begitu banyak kemungkinan yang dapat dilakukan dan setiap hari uang Rp. 2.500 bisa memberikan pertualangan yang berbeda. Seluruh dunia ada di ujung jari kita.

Bagaimana mungkin?

Teknologi memungkinkan itu terjadi. Internet yang Rp. 2.500 per jam memberikan kesempatan bagi anak dari dusun yang tak terdengar sekalipun untuk belajar dengan level yang sama dengan anak-anak para penguasa dunia. Dan tatkala sekolah sibuk merancang bagaimana mengintegrasikan kemajuan internet ini dalam sekolah, yang mana hanya sekolah mampu yang beruntung saja yang boleh menikmati kesempatan ini, praktisi homeschooling bisa memulainya sekarang juga.